Postingan

Rindu Kyai

Gambar
Yang ditakuti ketika seorang ulama telah tiada hanyalah kedatangan dibalik kehilangan dan kehilangan diatas kedatangan. Ketika seorang Kyai atau Ulama telah wafat, banyak orang yang semakin melarat. Ketika yang disegani telah pergi yang lainnya semakin menjadi. Ada yang kehilangan karenanya namun juga tak semua. Dalam lingkup pesantren misalnya, saat sang Abah atau Kyai nya telah tiada, semua kehilangan berselimut duka. Namun dibaliknya mereka para santri ataupun yang mengurus santri semakin tak terkendali. Kehilangan sosok yang paling disegani membuat satu sisi tumbang kekiri. Terlebih yang dewasa semakin tak peduli karena memikirkan diri sendiri, yang lebih muda semakin berani tanpa terbebani. Terlihat subur diluar namun nyata didalam penuh halusinasi keindahan. Terbukti elok namun juga hasil manipulasi. Hilang keseganan, datang keberanian, namun juga hilang kesadaran.

Tenang Maka Akan Terang

Sakit itu sebuah kepastian. Kebahagiaan juga kepastian. Dimana seseorang merasa sulit ataupun mudah itu adalah ketetapan Tuhan. Kita tahu akan hal itu, Namun tidak selalu ingat untuk menyikapi. Kalau boleh kita mengadu atau meminta menghilangkan segala kesulitan, Agar tak ada lagi beban menggantung dalam jiwa dan ringan hidup dijalani. Tapi, sayangnya kita tak boleh egois pada satu hal. Kita harus terima bagaimana Tuhan memutuskan. Yang boleh kita lakukan hanya mensyukuri dan berusaha perlahan untuk mengurangi kesulitan itu. Bukan karena apapun, hanya saja sulit ringannya hidup itu hal yang pasti tidak bisa dihindari. Harusnya dijalani dan dicarikan solusi. Syukur lebih nikmat daripada terus mengeluh. Ikhlas lebih baik dari demonstrasi pada Tuhan. Ya,demonstrasi meminta segala kesulitan dihilangkan. Yang lebih bijak hanya permohonan agar hati terus dikuatkan untuk menghadapi segala persoalan. Kuatlah meski penuh benalu. Menunduklah untuk menjaga sikapmu. Kalau tahu po

Berasal Dari Diri

Yang sering dirasa tak nyaman itu biasanya datang dari diri sendiri. Tak nyamannya pada orang lain karena perlakuannya pada orang lain itu. Tak nyaman untuk berbicara pada orang lain itu karena ucapannya terhadap orang lain itu juga. Itulah perlunya setiap orang berfikir sebelum melakukan sesuatu. Berfikir setiap akan berkata segala hal. Memikirkan baik tidakkah yang ia lakukan pada orang lain, atau baik tidaknya apa yang ia bicarakan pada orang lain. Bukan dia yang menjauh, tapi perilaku kita yang membuatnya jauh. Bukan dia yang mendekat, tapi perbuatan kita yang membuatnya dekat. Perlu diingat, di dunia adalah tempat bercocok tanam, yang suatu saat akan dipanen buahnya. Setiap hal yang dilakukan akan dituai hasilnya. Baik atau buruk hasilnya akan menyesuaikan bagaimana yang dilakukan ataupun ditanam sebelumnya.

Diam

Diam itu emas namun murah jika lisan menjadi beringas Diam itu lucu ketika kepercayaan diri terus membuatnya terpaku Diam itu unik sekilas lemah namun kadang membuatmu tak berkutik Diam itu kuat saat hati ingin mencemooh dan menahan diri untuk menghujat Diam itu tak wajar karenanya setiap orang menahan sabar Diam itu kejam ketika ia tahu salah namun mulut terus saja terbungkam Diam itu brutal jika karenanya kewajaran terus terjegal Diam itu gaduh saat dimana hati banyak yang luluh Diam adalah hal yang paling istimewa ketika lisan tak lagi dapat dipercaya Namun sebenarnya, Diam itu relatif karena di dalamnya tersimpan berjuta motif

Sepertiga Malam

Suara ayat-Mu menderu-deru Lantunan kitab suci-Mu begitu merdu Berduyun semua langkah-langkah hanya untuk-Mu mereka menengadah Dalam ikhtiarnya beribadah dan pada-Mu lah hati berpasrah Memohon dengan doa-doa dengan satu harapan pada-Mu yakni syurga Tiada yang lain hati menerima memang untuk-Mu lah mereka percaya Jika waktu belum datang pagi di sepertiga malam inilah mereka mengabdi Bersama mimpi-mimpi kening mereka melekat di atas sajadah nan suci Bukanlah untuk tidur karena mereka tak inginkan kufur Lisan meminta dengan jujur demi masa saat semua akan hancur

Berapa dan Seberapa

Berapa banyak pelajar dan seberapa yang mau mengajar Berapa tahun menempuh ilmu dan seberapa yang mengamalkan hal itu Berapa keinginan untuk mengamalkan dan seberapa yang tersampaikan Berapa hal tersampaikan dan seberapa yang diperolehkan Berapa yang diperoleh dan seberapa keras orang  itu menoreh Berapa waktu luang dan seberapa yang terbuang Berapa lama waktu tak menentukan seberapa banyak ilmu Berapa kali kemalasan itu ada dibanding usaha yang tak seberapa Karena berapapun harapan tanpa kerja keras, maka tak seberapa dari itu yang dapat terbalas Dan berapapun kerja keras itu, kadang tak sebanding dengan seberapa banyak waktu terpaku

Akankah

Terlaksana karena gerak, terkonsep karena pikir. Namun tak berjalan jika keduanya tak bersatu. Gerak tanpa pikir sama dengan kosong, pikir tanpa gerak pun sama dengan tiada. Semua perlu kesatuan, seperti hal nya NKRI. Semua akan damai jika satu sama lain saling bersatu dan membantu. Perpecahan hanya akan meruntuhkan, mengombang ambingkan kedamaian. Perbedaan pendapat kadang kala menyulut pecah setiap sisi manusia. Tapi dengan perbedaan di setiap posisinya, kalau memang dapat disatukan dengan saling memahami dan mengambil satu kesimpulan yang sama, semua akan utuh dan terus kuat. Beda pikiran adalah kepastian, beda keyakinan juga pun sesuatu yang pasti, namun satu tujuan adalah hal yang sama dan pasti untuk satu kerukunan dan kedamaian bersama. Saling membenarkan apa yang diyakini tak akan selalu menyelesaikan masalah. Merasa paling baik dan benar pun juga tidak akan membawa pada kerukunan. Yang pasti adalah mengerti apa yang diyakini, apa yang orang lain yakini, dan bagaimana kedua