Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Tanpa Sadar

Karunia terbesar Tuhan yang diberikan pada hamba-Nya adalah diri manusia itu sendiri. Ada manusia yang tercipta kecil, ada yang besar, ada yang dengan anggota tubuh sempurna, ada pula yang mempunyai kekurangan. Ada yang berkaki dua, ada yang berkaki empat, ada yang tidak memiliki kaki mungkin. Bukan sesuatu yang tidak wajar, ya,,, memang manusia memandang itu adalah suatu cemooh, menganggap hal semacam itu adalah aib. Tapi apakah manusia tahu maksud Tuhan mengapa ia tercipta seperti itu? Adakah yang tahu mengapa Tuhan memberi satu tangan? Tidak pernah mengerti. Kalau dilihat oleh mata, dengan empat kaki itu manusia terlihat mengerikan. Yang tak mempunyai kaki itu pun menjijikkan. Tapi jika hati yang melihat, semua hal itu adalah pelajaran. Mereka yang dengan satu kaki, satu tangan atau bahkan tanpa kaki, atau tanpa tangan, bisa melakukan semua hal. Yang diberi lebih dengan empat kaki yang dianggap mengerikan, bisa melakukan hal yang lebih. Bagai mana dengan manusia yang sempurna fisik

Lebih Karena

Jika ada satu hal baik tertanam dalam hati, maka buatlah dan wujudkan hal baik itu. Namun jika semua terasa berat tak perlulah ada rasa emosi, karena emosi itu membuang semua kebaikan yang ada. Satu mimpi terbesar sudah tersusun rapi dalam angan. Wujudkan mimpi itu dan buat seindah mungkin dengan cara terbaik. Jikalau memang semua berjalan berat, tak haruslah ada rasa amarah. Karena amarah akan membuat semua mimpimu berubah. Jikalau ada satu hal buruk, itu bukanlah dari orang disekitarmu. Tapi lebih tepat itu karena burukmu. Yang dirasa tak baik bukan dari orang yang menjahati, namun lebih karena rasa jahat yang tertanam dalam hati. Yang dilihat kurang pantas bukan dari siapa pelakunya, namun tak jauhlah dari prasangka hatinya sendiri. Bukan soal membela yang salah, tapi lebih dari menyadari setiap kesalahan. Kesalahan bukan dari Tuhan, karena Tuhan memang tak pernah salah. Hanya sebuah ilusi, ketika kesulitan itu dirasa dalam hati. Semua kekacauan tak lain dari diri sendiri, karena

Ketakutan Dalam Sebuah Pilihan

Aku takut jikalau nanti aku melangkah aku terjatuh. Aku takut, kalau aku nanti memilih akan menjadi salah. Aku tak berani jikalau nanti di setiap hal yang kutemui akan sulit. Aku takut kalau aku tidak mampu dengan semua kekacauan itu. Berat sepertinya akan kuhadapi. Lagi pula aku tidak punya kemampuan untuk semua hal itu. Aku lemah, aku tidak memahami, aku tidak tahu semua yang ada disana. Aku trauma dengan segala yang telah kulalui, trauma kalau saja kesalahan yang pernah lalu itu terulang lagi. Perihal yang sering dialami, adalah ketika rasa takut itu datang sebelum benar-benar tindakan yang kita miliki terjadi. Satu pilihan kadang terbuang saat itu. Pada waktu dimana rasa takut terus menderu dalam hati. Sebenarnya hal yang ditakutkan belum tentu juga akan datang. Tapi karena mata sering melihat hal yang tak ingin dirasa, hati sering takut kalau hal itu terjadi. terlalu dini menilai suatu keadaan, sampai yang belum dilalui sudah dirasa tak karuan. Kadang ketika masa belajar telah u