Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Tahun Baru Untuk Negeri

Satu Januari, awal yang penuh inspirasi. Ucapan dan tulisan penuh dari hati. Oceh cemooh orang tak lagi peduli. Tak menjadi penghalang namun terus jadi evaluasi diri. Mengerti, masa terus bergerak tanpa henti. Cita terus melambung tinggi, menulis tak henti walau banyak yang tak mengerti. Gagal dan gagal hanya satu cara untuk mencoba lagi dan lagi. Usaha tak kan henti untuk mencoba. Menoreh cerita-cerita singkat tanpa pena. Jari jemari mengetuk layar kaca, untuk sebilah kata yang mungkin penuh makna. Terpedaya oleh suasana, menanam ide dan rasa yang berbeda. Beda pembaca bukan sebab tutupnya suara. Terhina bukan menjadi luka, melainkan hanya sebuah bayang-bayang dalam cermin kaca. Tahun baru, adalah awal yang baru. Mengatur semua menjadi padu, berirama bagai lagu. Kerasnya batu akan hancur karena tetesan air satu per satu. Bergantian terus menerus tanpa rasa malu. Hal itu yang menjadikan hati tertumpu oleh pijakan yang terus mendayu-dayu. Membuat hati tak lagi ragu, melangkahkan kaki

Keadaan Seorang Hamba

Bukan kesalahan bila Allah beri kesedihan, bukanlah beban bila Allah beri ujian, bukan sesuatu yang tidak mungkin bila Allah merubah keadaan. Menjadi hamba hanyalah satu hal untuk taat kepada yang menciptakan. Dia Allah yang mengatur alur hidup semua insan. Adalah jalan terbaik saat Allah beri manusia pada satu perasaan. Menangis bukanlah pilihan yang terbaik. Karena airmata tak dapat merubah semestinya menjadi kembali apik. Intropeksi diri agar semua perasaan dapat kembali berbalik. Dan membawa akhlaq untuk tetap tampan dan cantik. Duka menuntun manusia pada satu usaha menuju bahagia. Ujian terus mendera melatih sabar di dalam dada. Percaya pada yang Kuasa, semua uji dan coba adalah cara kasih Allah pada hamba-Nya. Bukan pula keliru jika tangis menderu. Hati pilu karena merasa malu. Mengingat semua dosa yang telah lalu. Perasaan yang kelabu dengan langkah yang tak tertuju. Layu dalam sujud pada Allah yang Satu. Orang senang tak mesti Allah sedang sayang. Orang jatuh tak seharusnya

Cinta Sesaat

Permintaan sebuah kata Cinta. Membuat perasaan tak karuan tidur pun tak bisa. Sungguh rumit tiada tara mengartikan kata yang tak pernah tau maknanya. Bukan hanya lupa namun lebih karena tak pernah dan tak terbiasa. Kata orang cinta tiada dusta, cinta tak punya usia, cinta terus hadir tak terduga. Namun dalam nyata semua penuh rekayasa. Cinta tumbuh dimana pun ia berlabuh. Terus berkembang tanpa ada yang menyuruh. Rasa angkuh kian surut dan luluh, karena cinta semua sakit menjadi sembuh. Panas terik sinar matahari menjadi teduh, menyokong langkah untuk berdiri lebih kukuh. Tapi saat gaduh mulai bergemuruh. Cinta surut membuat luka kembali kambuh. Hilangnya cinta jadi awal rusaknya tubuh. Cinta penuh rayu. Wanita sekilas menjadi ayu, lelaki berubah tampan membuat semua terpaku. Kadang hal biasa membuat soerang tersipu malu. Namun kadang cinta tak lepas dari kata ragu, saat cekcok mulai beradu. Semua keindahan seketika lenyap tersapu. Hilang bagai debu yang terbawa angin lalu. Bagaiman

Generasi Masa Kini

Melangkah terseok-seok dalam alur yang bengkok, menahan perih melihat generasi yang mulai menjongkok. Seakan ingin berdiri namun lagi-lagi terperosok. Waspada pada satu situasi tapi ternyata salah menengok. Generasi muda putih namun karena asap rokok. Miris seakan hati teriris-iris. Menangis melihat keadaan yang semakin sadis. Meringis namun senyum sinis. Generasi muda banyak namun layaknya menipis, seakan semua akan habis. Tingkah mereka tak karuan namun tak digubris. Banyak orang berdesis tapi hanya ia jawab karena ingin eksis. Semua memperihatinkan, seakan cita hanya sekedar angan. Entah dimana pandangan mereka soal masa depan. Tak ada haluan yang jelas menjadi pegangan. Menjadikan semua mudah goyah terhadap goncangan. Melamun, memikirkan semua hal terasa di ubun-ubun. Pikun serasa menemani setiap waktu tanpa ampun. Akankah hari esok akan jelas dengan jalan yang rapi tersusun.

Angan Yang Tak Jelas

Angin berhembus menghantarkan angan, udara dingin membekukan dalam kesendirian. Langit hitam pekat menjadi terang karena sambaran kilat. Hujan jatuh bersamaan seakan langit akan runtuh. Semua basah kian membuat hati resah. Rambut tersibak mata pun terbelalak. Menatap angan yang terus gelap terang tak karuan. Satu kata untuk hal yang telah terlewati, harapkan semua rasa itu telah "mati". Basi, karena tak tersentuh lagi, disirami tak kan tumbuh lagi. Hati, melangkah maju tanpa henti, tak melihat kanan maupun kiri seakan merasa tak peduli. Sakit, merasakan semua berjalan begitu sulit, membuat semua rasa seakan tergigit. Terjepit, oleh kisah yang selalu pahit, saat ingatan itu kembali terungkit. Di bawah hujan kian berteduh. Lusuh pakaian tak lagi berpengaruh, hati tak lagi dapat tersentuh, seakan keras karena angkuh. Muka terbasuh kaki bersimpuh, menganggap semua sebagai musuh. Lumpuh, terus meluas ke seluruh tubuh. Tenang terlihat dalam gejolak, berbayang indah namun nyatan

Kerinduan Kepada Keduanya

Rindu itu ketika hati terisak menahan satu rasa, otak mengingat pada satu masa. Bayang-bayang hadir walau telah berlalu lama, menutup semua keadaan disaat sepi suasana. Menahannya sama saja menyiksa raga, mencoba kuat namun tak kuasa menahan air mata. Rindu tak sembarang rindu membawa diri menjadi tersendu-sendu. Bukan kepada teman atau kekasih yang sering kali bertemu. Kerinduan kepada mereka hanya membawa samar bersamaan dengan ragu. Namun tak pernah ada kebohongan saat rasa rindu tert uju pada sosok teduh yang tak pernah menyimpan tipu. Merekalah yang sering disebut ayah dan ibu. Jujur, ada rasa hancur saat sekian lama tak pernah ada kata tegur. Luntur, semua rasa membawa air mata terus terkucur. Ketika kerinduan begitu bergejolak tak terukur. Kabur, dalam benak yang terus merasa mundur. Tertutur, sekilas kata-kata doa sebelum dan setelah tidur. Tersungkur, lemah karena harapan agar mereka tetap akur. Tak pernah bohong jika kerinduan itu membawa pada posisi yang kosong. Inilah ri

Selamat Jalan Guruku

Bergetar hati saat kudapati kabar duka dari seorang teman yang jauh di seberang samudera, bapak guru yang mulia telah kembali kepada-Nya. Teringat pada satu hal ketika beliau menyampaikan pengetahuan yang tak kenal lelah, demi kemajuan semua muridnya yang tak pernah merasa bersalah. Mengenang jasanya adalah hal berat yang kian membuat hati semakin tersayat, ketika satu demi satu penghantar ilmu kian gugur hati kian terasa hancur, gundah gulana tiada tara membawa pikiran bimbang entah kemana. Karena kenangan indah itu kini hanya sebatas cerita yang tak lagi padu. Cerita masa lalu yang diriwayatkan para guru, bahwa dengan habisnya ulama ilmu adalah tanda akhir yang menderu. Sedih mendidih dalam hati yang tertatih, menangis tiada henti tapi hati hanya dapat meratapi. Berusaha mempertahankan hati tetap terbuka agar masa depan tetap utuh sampai diri tiada. Menanamkan budaya pada masa muda agar pengetahuan tetap terjaga, begitulah pesan para guru yang tak pernah hilang dari masa lalu. Kemb

Tidak Ada Kuasa

Tinggi ataupun rendah kaki meloncat ke atas bumi, pada akhirnya ia akan berpijak ke bawah lagi. Gravitasi menarik semuanya kembali ke bawah, untuk menjaga agar semua tetap pada tempatnya. Manusia penuh ragam rupa, banyak macam kelebihan. Manusia hidup dalam ketinggian, juga hidup dalam kerendahan. Hanya kedua hal itu yang banyak menjadikan manusia tuntunan, perihal yang tidak pasti yang kapanpun bisa saja berganti. Gravitasi adalah kuasa Allah. Ketika manusia melompat tinggi Allah berkuasa mengembalikan ia kepada tempat terendah, ketika kuasa Allah tidak ada, gravitasi lenyap, semua melayang, manusia tak akan punya kehidupan tanpa kuasa Allah. Allah memberikan manusia pada kedudukan yang sama rata. Semua hidup berdampingan tanpa beda. Ketika ada satu di antaranya melompat tinggi, pada akhirnya Allah akan samakan juga. Kembali kepada syukur, saat tempat tertinggi diraih bukanlah saat itu kenikmatan haqiqi. Bisa jadi itu adalah ujian sebenarnya. Ketika manusia berada jauh lebih tinggi

Hati Tak Pernah Sama Rasa

Manusia tak pernah tahu, manusia tak pernah mengerti, manusia tak pernah memahami. Allah telah menulis dalam alur cerita manusia, telah menetapkan bagaimana manusia itu pertama kali hidup, bagaimana manusia itu akan menghadapi hari akhirnya. Hanya sebatas mewaspadai tentang hal-hal yang dapat membawa manusia dalam pemahaman yang haqiqi. Hati belajar dari beberapa kisah manusia lainnya, terus merasakan bagaimana alur cerita yang manusia lihat di depannya, seringkali tidak pernah tahu bagaimana cerita tentang dirinya yang sudah ia lalui. Allah Maha Bijaksana, menciptakan hati dengan mudah berubah rasa. Ketika di satu keadaan manusia, hati berbeda menangkap suasana. Kadang di satu sisi keadaan itu senang, disisi lain suasana hati terus gelisah, resah oleh satu hal lain yang bisa jadi ia pun tidak memahami. Manusia hanya dapat menjalankan alur ceritanya, dan terus berharap, memi nta agar dalam situasi apapun yang ia lalui, Allah tetap teguhkan pada rasa yang selaras, walau memang rasa itu