Ketakutan Dalam Sebuah Pilihan

Aku takut jikalau nanti aku melangkah aku terjatuh. Aku takut, kalau aku nanti memilih akan menjadi salah. Aku tak berani jikalau nanti di setiap hal yang kutemui akan sulit. Aku takut kalau aku tidak mampu dengan semua kekacauan itu. Berat sepertinya akan kuhadapi. Lagi pula aku tidak punya kemampuan untuk semua hal itu. Aku lemah, aku tidak memahami, aku tidak tahu semua yang ada disana. Aku trauma dengan segala yang telah kulalui, trauma kalau saja kesalahan yang pernah lalu itu terulang lagi.

Perihal yang sering dialami, adalah ketika rasa takut itu datang sebelum benar-benar tindakan yang kita miliki terjadi. Satu pilihan kadang terbuang saat itu. Pada waktu dimana rasa takut terus menderu dalam hati. Sebenarnya hal yang ditakutkan belum tentu juga akan datang. Tapi karena mata sering melihat hal yang tak ingin dirasa, hati sering takut kalau hal itu terjadi. terlalu dini menilai suatu keadaan, sampai yang belum dilalui sudah dirasa tak karuan.

Kadang ketika masa belajar telah usai dan akan menuju ke jenjang selanjutnya. Ada fikiran dalam otak ketika mengingat disuatu ketika ia melihat dan mendengar mereka yang telah menjalani. Menyaksikan mereka yang keberatan dengan keadaan mereka saat itu. Di lain keadaan kadang juga takut, ketika masa belajar itu usai. Dan saat itu akan berlanjut pada taraf profesi, pekerjaan yang semestinya. Hati serasa menggigil, ketika ia mengingat begitu berat orang disekitarnya yang penuh keringat dan rasa susah. Kadang pun ketika di satu keadaan yang itu akan membangun sebuah kehidupan baru. Kehidupan yang jauh dari orang tua, kehidupan yang hanya dijalani dengan orang pilihannya. Hati sering kali ragu untuk melangkah. Karena banyak yang ia saksikan dari mereka yang memang sulit menjalaninya.

Padahal apa yang dirasa tak pernah diketahui, hal apa yang mereka alami. Lebih lagi yang ditakutkan adalah hal yang belum pernah dijalani. Ketika seseorang takut untuk masuk ke perguruan tinggi, ia tahu banyak disekitarnya merasa berat dengan tugas. Ada seorang yang takut untuk terjun ke dunia kerja, karena ia melihat banyak orang yang merasa sakit dalam kerjanya. Tak juga sedikit mereka yang ingin berkehidupan baru merasa ragu, ketika ia tahu tak semulus dalam angan apa yang orang lain alami.

Rasa takut pada hal ini hanyalah penghalang kecil. Yang sebenarnya apa yang mereka takutkan tak seburuk itu. Mereka terlalu cepat menyimpulkan, sedang apa yang menanti mereka adalah sesuatu yang menyenangkan. Ia tahu mereka berat dengan tugasnya, tapi ia tidak tahu beratnya mereka karena tak ada kesungguhan. Ia tahu sakitnya mereka saat bekerja, tapi ia tak pernah tahu sakit itu sebenarnya hanya karena mereka tak mau bersabar. Ia ragu karena tahu kehidupan mereka kacau, seperti tak ada sedikitpun kebahagiaan. Tapi ia tak mengetahui, hal apa yang mereka sembunyikan.

Satu hal yang seharusnya dirasakan. "Rasa ingin tahu" ketika hal baru akan segera dihadapi. Ketika itu ia akan terus mencoba, ia akan mencari, hal apakah yang sering membuat mereka begitu buruk. Apakah yang sering kali membuat mereka merasa sakit. Dan mengapa mereka terlihat begitu kacau. Di saat itu, bagaimana agar semua keburukan tak terjadi.

Tak pernah tahu ketika yang ditakutkan belum dialami. Tak pernah mengerti, jikalau hal yang sering menghantui tak dipecahkan. Ketakutan hanya menjadi hal terburuk yang nantinya hal buruk itu akan benar-benar terjadi. Coba saja jika disitu ada rasa keinginan walau rasanya hanya sedikit. Lakukan saja jika itu memang sebuah kewajiban, walau di hati terasa berat. Karena tak pernah tahu hal apa yang menyenangkan di kemudian hari setelah kesulitan itu terjadi.

Tak perlu menyesal jika pernah takut, karena tak ada berani sebelum rasa itu terlewati. Tak ada nikmat sebelum rasa sakit itu sembuh. Dan tak ada kebaikan selain diiringi kekacauan. Semua yang terjadi adalah baik. Karena apapun adalah kuasa Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hati Tak Pernah Sama Rasa

Kepuasan Hati