Harga Sebuah Penantian

Mahal tak terbilang mahal. Dipikir-pikir tak masuk di akal. Lama waktu dalam hayal bersama penantian yang tak terjual.

Mata terbuka hanya sesisi, wajah lesu pucat pasi. Hela nafas panjang pendek tak serasi. Menyokong kekosongan hati yang tak lagi terisi. Makan tak enak nasi terasa basi. Tidur tak nyenyak karena kosong bantal disisi.

Berlagak akur padahal ngawur. Jujur berkata namun hati lain jalur. Harapan semakin gugur, jatuh ke tanah yang kemudian terkubur. Basah tersiram air lalu kering dan hancur. Lama masa dalam penantian yang tak terukur. Kadang sadar namun sekilas takabur. Hati tahu ia tak boleh kufur.

Gula manis seakan tawar, senyum sinis hati terbakar. Saat penantian tak mendapat kabar, segala urusan jadi terlantar. Tubuh terkapar di dalam kamar, setiap waktu yang ditunggu tak pernah terbayar. Selaksa sebuah masa dimana cuaca cerah petir menggelegar. Gusar bukan kepalang ketika penantian seperti pasar. Pasar yang setiap hari terbuka laris lancar.

Waktu banyak berlalu, semakin hari dunia bertambah baru. Penantian tak lagi terasa pilu, karena kesibukan yang semakin melaju. Yang dinanti pun mungkin tak lagi tahu, karena jarak terus beriringan dengan waktu. Kembali dengan rasa malu-malu, namun sayang tak lagi ada yang mau.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hati Tak Pernah Sama Rasa

Ketakutan Dalam Sebuah Pilihan

Kepuasan Hati